Asisten suara secara historis tidak mampu mengonversi banyak pengguna perdagangan suara yang konsisten karena jangkauan respons yang terbatas, tidak adanya antarmuka visual, dan masalah privasi. Dengan kemajuan AI generatif, beberapa masalah dapat diatasi seiring berjalannya waktu, namun masalah lainnya—terutama kurangnya elemen visual—tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Apa masalah privasi asisten suara?

Meskipun kemajuan sedang dicapai dalam membuat asisten suara lebih canggih, sifat teknologi yang selalu aktif dan banyaknya skandal mengenai masalah privasi telah membuat sebagian konsumen sulit untuk mempercayainya sepenuhnya. 

Misalnya, pada bulan Juni 2023, Amazon mendapat kecaman karena “mencegah orang tua menggunakan hak penghapusan mereka berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak-anak AS, … [menyimpan] data suara dan geolokasi sensitif selama bertahun-tahun, dan kami[ing] untuk tujuannya sendiri, sekaligus menempatkan data pada risiko bahaya akibat akses yang tidak diperlukan,” menurut Komisi Perdagangan Federal (FTC). Denda FTC menyebabkan total kerugian Amazon hampir $31 juta, namun pukulan terhadap reputasinya dan prospek perluasan lini Alexa (di mana Amazon sudah berada di jalur kerugian $10 miliar pada tahun 2022, menurut Ars Technica) masih tetap besar. terlihat.   

Konsumen akan sepenuhnya menerima teknologi ini hanya jika masalah privasi dan keamanan telah diatasi. Perusahaan yang mengembangkan teknologi, serta klien yang menggunakan alat mereka, harus transparan mengenai kebijakan privasi mereka dan secara aktif memasukkan standar tersebut ke dalam teknologi.